AdvertorialDaerahSamarinda

Distributor Listik Masih Tunggal dan Mahal, Ini Respon Samsun

Purantara.id, Samarinda – Kepastian arah kebijakan penggunaan mobil listrik di Indonesia terus ditunjukan pemerintah. Wakil Ketua DPRD Kaltim fraksi PDI Perjuangan Muhammad Samsun mengatakan, masyarakat tentu melirik tanpa himbauan apapun jika energi listrik lebih hemat dan murah.

“Mobil listrik sama juga ketika energi listrik lebih hemat dan lebih murah dibandingkan dengan energi BBM otomatis masyarakat akan melirik tanpa himbauan apapun pasti akan berhitung dan mencari. Namun kalau kenyataannya energi listrik lebih mahal maka masyarakat juga tidak bisa dipaksakan,” tandas Samsun, Sabtu (24/9/2022).

Diungkapkan Samsun, terkait dengan penyaluran kelistrikan di Indonesia dapat dikatakan ini monopoli karena masih dipegang oleh PT PLN (distributor tunggal).

“Tentu tau sendiri bahwa prinsip ekonomi di monopoli satu pihak, maka konsumen tidak akan mendapatkan nilai yang lebih karena memang harga benar-benar ditentukan sendiri oleh distributor tunggalnya,” ungkap Samsun.

Padahal kalau ada kompetitor yang bukan hanya PT PLN alias ada perusahaan swasta yang diperbolehkan melakukan distribusi kelistrikan di Indonesia, maka akan terjadi persaingan. Ini cukup bagus yang kemudian menguntungkan masyarakat sebab cenderung murah.

BACA JUGA:  Disdukcapil Kukar Luncurkan Identitas Kartu Digital

Mengulas contoh, kalau pengiriman barang jaman dulu melalui Pos Indonesia (kantor pos saja) setelah dibuka regulasinya membuat banyak perusahaan membuka jasa pengiriman seperti Tiki, Jne, dan Jnt. Itu akan lebih bersaing. Tentu yang diuntungkan adalah konsumen (masyarakat).

Kemudian jaringan telekomunikasi waktu dulu hanyalah Telkomsel, dan kemudian kebijakan dibuka lalu hadir Indosat, XL dan sebagainya. Akhirnya menjadi bersaing.

“Saya beranggapan kalau PLN (distributor tunggal) yang kemudian harga naik dan disetujui oleh pemerintah. Nyatanya PLN sebagai perusahaan penyalur listrik BUMN juga tidak begitu mendapat untung. Sama halnya dengan minyak yang hanya boleh di distribusi oleh Pertamina,” terangnya.

Ditegaskan Samsun, kalau nanti distribusi kelistrikan banyak yang menangani, maka akan menjadi persaingan positif dan memicu keuntungan pada masyarakat. Karena bersaing secara harga yang lebih murah membuat orang tidak keberatan untuk kebijakan penggunakan kompor listrik.

“Akan menjadi masalah ketika ada penggantian ke energi listrik tetapi harga lebih tinggi. Berarti pemerintah perlu membuka regulasi juga yang bukan hanya untuk PLN tetapi supaya terjadi persaingan agar jangan fokus ke satu perusahannya saja,” tutupnya. (Bap/Adv/DPRDKaltim)

BACA JUGA:  Status Penahanan Tersangka Pencabulan Anak di Balikpapan Belum Ada Kepastian

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button