Hadiri Dialog Nasional IKN Nusantara Sebagai Forest City, Samsun: Ini Harus Segera Direalisasikan

Purantara.id, Samarinda – Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diusungkan menjadi kawasan kota hutan atau forest city. Pencanangan ini mengingat kawasan IKN Nusantara berada di kawasan Hutan sekitar Bukit Soeharto, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Sehingga basis dalam pembangunan ialah pembangunan hijau.
Untuk mempercepat program mewujudkan IKN sebagai forest city, Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar dialog nasional Expose Pembangunan Hijau Kaltim bertajuk “Mendukung Pembangunan Smart Forest City IKN Nusantara” di Ballroom Hotel Mercure Samarinda, Rabu (8/6/2022).
Sebagai pemimpin Benua Etam, Gubernur Kalimantan Timur H Isran Noor terpantau membawakan materi terkait IKN Nusantara. Dalam paparannya, Isran sebut pada desain awal IKN, inti pusat pemerintahan memiliki kawasan sekitar 6000 hektar.
Dimana, kawasan itu akan dibangun istana negara, rumah jabatan presiden dan wakilnya, kantor kementerian, parlemen, markas besar kepolisian besar, markas besar ketahanan keamanan negara, Mahkamah Konstitusi, dan Mahkamah Agung.
“Tapi pembangunannya akan tersebar. Dibangunnya gedung-gedung fasilitas negara itu tidak berdekatan. Konsepnya begitu, 1 kilo setengah nanti ada gedung kementerian tertentu, atau 1 kilo lagi bangun gedung. Pusat intinya itu disebut ring pertama,” jelas Isran.
Kemudian, seluas 56 hektar akan dibangun ring dua, 256 hektar untuk ring tiga, dan sekitar 600 hektar yang kurang lebih luasnya sampai pada pantai timur, Samboja, dan Muara Jawa untuk ring keempat, beber Isran.
Di lain sisi Mantan Bupati Kutai Timur itu mengaku setiap membicarakan pembangunan IKN, banyak aktivis lingkungan yang mengkhawatirkan ancaman dampak lingkungan selama pembangunan IKN.
“Tapi saya memastikan bahwa flora dan fauna sekitar sana aman. Jadi nanti di situ benar-benar hutan, saya yakin ini hutan. Kota berada dalam hutan. Di sana sudah ada orangutan, bekantan, burung-burung, buaya, baik di darat maupun air,” kata Isran.
Kendati memang ada beberapa tumbuhan seperti pohon atau rumput yang terinjak dann memang tidak bisa dihindari selama proses pembangunan.

“Meskipun begitu seluruh pihak yang terkait telah melakukan evaluasi dan bobot penilaian antara yang rusak dan diperbaiki. Ternyata, lebih banyak bobot nilainya dari segi perbaikannya,” tegasnya.
Menghadiri event yang sama, wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur Muhammad Samsun berharap atas apa yang telah didiskusikan ini dapat menjadi evaluasi bagi semua pihak untuk benar direalisasikan.
“Saya katakan kalau acara ini sangat strategis untuk mendukung bagaimana terciptanya IKN berbasis forest city dan kawasan hijau yang mencapit 75 persen dari kawasan IKN Nusantara.”
“Akan tetapi selain seminar dan juga kegiatan pengkajian seperti ini yang terpenting adalah pelaksanaannya harus betul-betul dilaksanakan dengan baik,” jelasnya.
Menurut Politikus PDI-Perjuangan ini, salah satu cara untuk tercapainya kawasan hijau hingga 75 persen di sekitar IKN yakni dengan dihentikannya aktifitas pertambangan batubara di samping dilakukannya pengawasan dan pencegahan secara ketat.
“Khsusus untuk lingkungan ini harus kita lakukan pengawasan dan juga pencegahan secara ketat. Kondisi di lapangan banyak terjadi penambangan. Ini harus segera dihentikan kalau tidak, semakin hancur alam, kita akan sulit untuk mencapai 75 persen kawasan hijau. Tindak awal tutup semua aktifitas tambang di wilayah IKN maupun seluruh Kaltim,” pungkasnya.(Aw/Adv/KominfoKaltim)