AdvertorialKutai Kartanegara

Kekurangan Petani Muda Menghambat Produktivitas Pertanian di Desa Bangun Rejo

Purantara.id, Kutai Kartanegara – Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kesulitan mencari petani muda di wilayah ini.

Ketua Kelompok Tani Desa Bangun Rejo, Salimin mengungkapkan keinginannya kepada Pemerintah Daerah agar dibantu dalam mengembalikan minat anak muda ke bidang

Salimin mengatakan bahwa petani di Desa Bangun Rejo mayoritas berasal dari kalangan yang sudah berumur. Sedangkan, saat ini para petani sedang berupaya untuk meningkatkan hasil pertanian.

“Petani disini (Desa Bangun Rejo) kebanyakan dari orang-orang tua, Anak muda jarang sekali mau bertani,” ucapnya pada awak media, Senin (15/4/2024).

Di Desa Bangun Rejo, sektor pertanian dihadapkan pada kendala krusial: kekurangan tenaga kerja muda. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan target produktivitas yang ingin dicapai.

Menurutnya, menemukan penerus untuk meneruskan tradisi bertani di kalangan generasi muda semakin sulit. Mayoritas generasi muda lebih memilih bekerja di sektor lain.

Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya usia para petani, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mengurus lahan pertanian yang luas.

BACA JUGA:  Pemkab Minta Forum TJSP Aktif Susun Program PPM

“Petani di sini kebanyakan sudah tua, untuk mengurus lahan sekian hektare seperti ini memang memerlukan waktu dan tenaga yang banyak,” jelas Solimin.

Akibatnya, para petani mulai mencari solusi alternatif untuk meningkatkan produktivitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mencari bantuan alat tanam padi kepada Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.

Alat tanam padi yang diinginkan oleh para petani Bangun Rejo ini dibanderol dengan harga sekitar Rp3-5 juta. Para petani pun berinisiatif untuk iuran secara mandiri guna membeli alat tersebut jika bantuan dari pemerintah belum mereka terima.

Dirinya menjelaskan bahwa alat tersebut memang sederhana dan mudah digunakan secara manual. Namun, dengan alat ini, dua orang petani dapat menyelesaikan pengolahan lahan seluas 1 hektare dalam sehari.

“Alat ini membantu meringankan pekerjaan petani, menghemat waktu dan tenaga, serta mempercepat proses panen,” pungkasnya. (HF/Adv/Diskominfo/Kukar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button