AdvertorialDaerahSamarinda

Samsun Sebut Kaltim Belum Mandiri Secara Pangan

Purantara.id, Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun mengungkapkan salah satu faktor penyebab rendahnya presentasi petani milenial dan ideal di Indonesia karena kurang mempesonanya reputasi para petani. Saat ini jumlah petani muda hanya berada di angka 20% dari keseluruhan.

Tidak menariknya petani ini dapat dilihat juga dari hasilnya yang terbilang kecil. Karenanya, peran pemerintah begitu diperlukan untuk mendukung bagaimana hasilnya bisa maksimal.

“Dapat dikatakan petani kita tidak menarik karena hasilnya terlalu kecil dan kurang menarik juga,” kata Samsun.

Kendala lain ialah, biaya produksi sektor pertanian ini masih terbilang mahal seperti halnya pupuk.

“Pemerintah harus support masyarakat petani kita untuk mendapatkan yang murah sehingga biaya produksi bisa di tekan dan hasil produksi bisa maksimal maka pendapatan petani dapat meningkat, bisa kaya, bisa keren sehingga pemuda pasti akan ikut terjun,” kata Samsun.

Samsun mengaku, Kaltim sendiri sampai dengan saat ini masih terbilang belum mandiri sebagai pemasok pangan karena produksinya belum maksimal, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sayur saja masih mengambil dari luar kota.

BACA JUGA:  Hari Sumpah Pemuda ke-95, Ini Pesan Rendi Solihin untuk Pemuda Kukar

Hal demikianlah mestinya menjadi tolak ukur pemerintah dan masyarakat bahwa di depan mata telah ada prospek yang luar biasa.

“Mau menanam apa saja di Bumi Etam ini pasti terserap oleh pasar. Karena prinsip bisnis seperti itu. Di sini pasarnya sudah terbuka lebar,” tutur Samsun.

Apalagi kalau nantinya Ibukota Nusantara (IKN) sudah berjalan atau masyarakat pendatang semakin banyak, tidak menutup kemungkinan harga 1 ikat kangkung dari Rp5 ribu bisa-bisa menjadi Rp25 ribu.

Kalau melihat lebih dalam, kebutuhan Kaltim bukan hanya sayur-sayuran, melainkan juga beras dan bahan pangan harian lainnya. Jadi tidak ada alasan kurang pasar atau apapun. Tetapi yang perlu dilakukan adalah penghematan biaya produksi.

Kompleks memang permasalahannya mulai dari sikap petaninya, unsur produksinya hingga lahannya. Kalau pasar tentu tidak ada masalah.

“Kalaupun lebih, kita bisa ekspor. Tetapi kita belum bisa bicara kelebihan. Bicara memenuhi kebutuhan dalam daerah saja luar biasa swasembada. Pemerintah memang perlu mengakomodir,” beber Samsun

“Untuk kaum pemuda dan masyarakat juga mari kita bangkit menjadi daerah mandiri pangan,” sambungnya. (Fc/Adv/DPRDKaltim)

BACA JUGA:  Sri Wahyuni Resmi Gantikan HM Sa'bani, Jabat Sekda Kaltim

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button