Gubernur Kaltim Pastikan Bahan Pokok Aman, Meski Ada Lonjakan Harga

Purantara.id, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor memastikan bahan pokok jelang lebaran Idul Fitri 1443 H terpenuhi. Meski lonjakan harga tak dapat dipungkiri.
Dia pun mengantisipasi berbagai laporan di instansi seperti produk sembako, minyak goreng, telur, ayam, tidak ada masalah.
“Kalau kita tidak hati-hati dengan yang terjadi, harga naik, walau stok cukup, tetap melonjak,” ungkapnya, Sabtu (23/4/2022).
Meski begitu, Isran tetap mengingatkan agar tetap berhati-hati mengambil kebijakan terkait kebutuhan dasar masyarakat ini. Ia mengatakan, lonjakan signifikan ini ialah kegagalan dalam berusaha, terlebih harga naik saat mendekati puasa.
Lanjutnya, ia mengungkapkan, bahwa masih ada salah satu komoditi yang memang dikuasai pengusaha (produsen) dan membuat lonjakan harga bahan pokok menjadi meningkat.
“Bukan masalah produksinya, tetapi karena produsen oligarki, dia bisa mengendalikan itu harga, ini menurut saya kegagalan dalam persoalan usaha. Dan itu hanya dimiliki kelompok-kelompok kecil, mulai dari hulu sampai hilirnya,” jelas Isran.
Daging ayam dan telur yang mengalami lonjakan harga juga jadi sorotan orang nomor satu Kaltim itu.
“Kita belum memberikan kesempatan ke masyarakat luas di Kaltim untuk hulu dan hilirnya. Tapi dikuasai oleh oligarki pengusaha,” tuturnya.
Begitu pula daging sapi di Kaltim, yang diakuinya belum bisa tercukupi, karena di dalam negeri juga belum bisa mencukupi serta masih ditopang impor.
“Apalagi minyak goreng, ini sama di seluruh pelosok dunia, sekarang kok dimainkan kelompok-kelompok tertentu dan dipersoalkan sampai demo-demo menyalahkan pemerintah, ini juga harus kita waspadai,” ucapnya.
Sambungnya, Isran menuturkan, bahwa kenaikan harga ini bukan hanya di Indonesia saja. Bahkan di negara lain yang tingkat inflasinya jauh lebih tinggi angkanya dari pada di Indonesia.
“Tapi masyarakat Kaltim masih pandai bersyukur, demonya tidak terlalu berat, hanya sekedar solidaritas demo yang ada di Jakarta,” sambungnya.
“Nilai inflasi kita jauh lebih bagus dan terbaik, terkendali daripada Amerika yang mencapai delapan persen. Di kita di bawah tiga persen,” tandasnya.
Isran Noor juga mengungkapkan, keheranannya mengenai minyak goreng, bagaimana tidak, Korps Bhayangkara saja sampai harus turun gunung untuk sekedar memonitoring ketersediaan sampai antrean.
“Polisi sampai turun tangan mengawasi, Pak Kapolri juga ikut. Tetapi minyak goreng sekarang mulai mereda,” ungkap Isran.
Terkait minyak goreng tersebut, ia nilai karena pemahaman masyarakat yang mulai mengerti keadaan yang tengah terjadi. Covid-19 yang terjadi dua tahun berjalan juga diakui menjadi sebab harga-harga melonjak.
“Setelah dua tahun kebutuhan meningkat, maka permintaan melonjak, harga juga naik, itu hukum ekonomi. Kebutuhan melonjak semua,” ujarnya.
Semua komoditi yang berhenti berproduksi karena tidak ada aktivitas saat Covid-19, permintaan menurun, namun tiba-tiba merangkak naik adanya aktivitas yang dilonggarkan serta permintaan meningkat. (Kmf/adv/hb)